Senin, 01 Desember 2008

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENGAMATAN

BAB II

DESKRIPSI DAERAH PENGAMATAN

2.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

Uraian gambaran umum daerah penelitian (GUDP) dapat dijelaskan secara geografis administratif dan antropologis.

2.1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian Secara Geografis Administratif

Daerah Provinsi Lampung meliputi areal seluas 35.288,35 hektare termasuk pulau—pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau Sumatera. Provinsi Lampung berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu di sebelah utara, Selat Sunda di sebelah selatan, Laut Jawa di sebelah timur, dan samudra Indonesia di sebelah barat.

Provinsi Lampung berdiri pada 18 Maret 1964, dengan ibukota provinsi Tanjungkarang—Telukbetung berdasarkan Undang-undang No. 14 tahun 1964. Selanjutnya pada 17 Juni 1983 nama ibu kota Provinsi Lampung diganti menjadi Bandarlampung yang tercantum dalam Peraturan Daerah No. 24 Tahun 1983. Pada awal berdirinya, Provinsi Lampung hanya memiliki empat daerah Tingkat II, yakni Kota Bandarlampung. Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Lampung Selatan, dan Kabupaten Lampung Barat. Pada tahun 1999 wilayah Provinsi Lampung dimekarkan menjadi tujuh Kabupaten/Kota, kemudian dengan diundangkannya UU No. 12 Tahun 1999 dimekarkan lagi menjadi sepuluh Kabupaten/kota. Luas wilayah Provinsi Lampung 3.528.835 Ha, dengan luas wilayah masing-masing Kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

1. Kabupaten Lampung Barat 495.040 ha

2. Kabupaten Tanggamus 335.661 ha

3. Kabupaten Lapung Selatan 318.078 ha

4. Kabupaten Lampung Timur 433.789 ha

5. Kabupaten Lampung Tengah 478.982 ha

6. Kabupaten Lampung Utara 272.563 ha

7. Kabupaten Waykanan 392.163 ha

8. Kabupaten Tulangbawang 777.084 ha

9. Kota Bandarlampung 19.296 ha

10. Kota Metro 6.179 ha

Kawasan bagian barat Provinsi Lampung merupakan daerah pegunungan sebagai rangkaian dari Bukit Barisan. Di kawasan ini terdapat tiga gunung yang tingginya lebih dari 2000m dari permukaan laut, yaitu Gunung Tanggamus (2.102 m), Gunung Pesagi (2.239 m), dan Gunung Tebak ( 2.315 m).

Pada tahun 2004, suhu udara rata-rata pada siang hari berkisar antara 31,2oC s.d. 34,1oC sedangkan 21,7oC s.d. 28,4oC. Curah hujan rata-rata 160,90 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember mencapai 388,3 mm dan terendah bulan Agustus, 9,8 mm.

Ibukota Bandarlampung, Provinsi Lampung merupakan gabungan dari kota Tanjungkarang dan Telukbetung. Kota ini menyimpan banyak potensi kelautan seperti pelabuhan angkutan penyebrangan dan pelabuhan nelayan. Pelabuhan penyebrangan di Provinsi Lampung adalah pelabuhan Bakauheni, pelabuhan Panjang, dan Pelabuhan Krui. Sedangkan pelabuhan nelayan adalah pasar ikan di Telukbetung, di Tarahan, di Teluk Lampung, di Teluk Semangka, di Labuhan Maringgai, dan di Ketapang. Di Menggala ada sungai besar yakni sungai Tulangbawang yang dapat dikunjungi kapal—kapal nelayan. Lapangan terbang Provinsi Lampung memiliki dua lapangan terbang yakni Radin Intan II, lebih kurang 28 Km dari Kota Bandarlampung dan lapangan terbang AURI yang bernama Astra Ksetra di Menggala.

Secara geografis, Provinsi Lampung terletak pada kedudukan:

Timur-Barat berada antara 103o 40 – 105o 50 Bujur Timur

Utara-Selatan berada antara 6o 45 – 3o 45 Lintang Selatan

( sumber: Lampung Dalam Angka: 2004/2005, 3-4)

2.1.2 Gambaran Umum Daerah Penelitian Secara Antropologis

Provinsi Lampung dikenal dengan julukan “Sai Bumi Ruwa Jurai” yang berarti satu bumi yang didiami oleh dua macam masyarakat (suku/etnis), yaitu masyarakat Pepadun dan Saibatin. Masyarakat Pepadun mendiami pedalaman Lampung, seperti daerah Tulangbawang (Migo Pak), Abung (Abung Siwo Migo), Sungkai, Waykanan, dan Pubian (Pubian Telu Suku), dan Buailima, sedangkan masyarakat Saibatin mendiami daerah pesisir pantai, seperti Labuhan Maringgai, Pesisirkrui, Pesisirsemangka (Wonosobo dan Kotaagung), Balalau, dan Pesisir Rajabasa, Ranau, Komering, dan Kayuangung.
Masyarakat Lampung memiliki lima prinsip hidup yaitu pi’il senggiri, sakai sembayan, nemui nyimah, nengah nyappur, dan bejuluk beadek. Pi’il Sengiri adalah prinsip yang mengedepankan harga diri dalam berprilaku untuk menegakkan nama baik dan martabat pribadi maupun kelompoknya. Sakai Sembayan adalah prinsip hidup yang mengedepankan gotong—royong, tolong—menolong, bahu—membahu, dan saling memberi. Nemui Nyimah adalah prisip hidup yang mengedepankan kemurahan hati dan ramah tamah terhadap semua pihak yang berhubungan dengan mereka. Nengah Nyappur adalah prinsip hidup yang mengedepankan keterbukaan. Dalam hal ini masyarakat Lampung selalu terbuka dan berpartisipasi dalam hal yang dapat membawa kemajuan msyarakat sesuai dengan perkembangan zaman. Bejuluk Beadek adalah pemberian gelar pada masyarakat Lampung yang didasarkan pada tata ketentuan pokok yang yang selalu diikuti (Titei Gemattei). Ketentuan tersebut menghendaki agar seseorang disamping mempunyi nama yang diberikan orang tuanya, juga diberi gelar oleh orang dalam kelompoknya sebagai panggilan terhadapnya. Bagi orang yang belum berkeluarga diberi juluk (Bejuluk) dan setelah ia menikah akan diberi adek (Beadek). ( sumber: Lampung Dalam Angka: 2004/2005, 3—4)

2.2 Deskripsi Daerah Pengamatan

Sumber data penelitian ini berjumlah 47 daerah pengamatan. Pada 47 daearah pengamatan tersebut diambil sampel bahasa—bahasa yang ada di Provinsi Lampung. Sebagian data telah diambil oleh tim pengumpul data pemetaan bahasa Pusat Bahasa pada tahun 1990, yakni daerah pengamatan dengan nomor DP 1 sampai DP 31. Nama kecamatan dan kabupaten pada tigapuluh satu daerah pengamatan tersebut disesuaikan dengan nama kecamatan dan kabupaten pada saat pengambilan data. Sementara daerah pengamatan yang datanya diambil oleh tim pemetaan bahasa Kantor Bahasa Provinsi Lampung, adalah daerah pengamatan dengan nomor DP 32 sampai DP 47. Data ini diambil oleh tim pemetaan KBPL pada Februari dan Maret 2006. Berikut ini adalah deskripsi daerah pengamatan tersebut.

2.2.1 DP 1: Desa Blambangan

Penduduk Desa Blambangan, Kecamatan Abung Selatan, Kabupaten Lampung Utara adalah penutur bahasa Lampung Abung. Penduduk di sebelah timur Desa Blambangan adalah penutur bahasa Lampung, Jawa, dan Ogan. Di sebelah barat desa ini, penduduknya menggunakan bahasa Lampung. Sedangkan, di sebelah utara Desa Blambangan penduduknya adalah penutur bahasa Lampung dan Jawa, dan di sebelah selatan desa ini penduduknya adalah penutur bahasa Jawa.

Menurut data yang terekam dalam kuesioner pemetaan, Desa Blambangan diperkirakan berusia lebih dari 200 tahun. Penduduk Desa Blambangan berjumlah 2786 jiwa, 49,6% pria dan 50,4% wanita. Semua penduduk Desa Blambangan menganut agama Islam.

Mayoritas etnik yang terdapat di Desa Blambangan, yaitu etnik Lampung, lebih kurang 80% dari jumlah penduduk. Sisanya 20% ialah etnik Jawa. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian petani yakni sebanyak lebih kurang 70%, sisanya pegawai negeri 10%, pedagang 4%, buruh 3%, dan pekerjaan lainnya.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

40%

31%

22%

2,1%

0,9%

2.2.2 DP 2: Desa Cahayanegeri

Desa Cahayanegeri berada di Kecamatan Abung, Kabupaten Lampung Utara. Penduduk Desa Cahayanegeri adalah penutur bahasa Lampung Abung. Di sebelah timur Desa Cahayanegeri penduduknya adalah penutur bahasa Semende. Sedangkan di sebelah barat desa, penduduknya adalah penutur bahasa Ogan, serta sebelah utara dan selatan desa ini penduduknya adalah penutur bahasa Lampung, Ogan, dan Jawa.

Desa Cahayanegeri diperkirakan berusia lebih dari 200 tahun. Penduduk Desa Cahayanegeri berjumlah 2608 jiwa, 49,2% pria dan 50,8% wanita. Semua penduduk Desa Cahayanegeri menganut agama Islam.

Mayoritas etnik di Desa Cahayanegeri, yaitu etnik Lampung, lebih kurang 95% dari jumlah penduduk. Sisanya 5% ialah etnik Jawa dan Ogan. Sebagian besar penduduk desa ini adalah petani, sebanyak lebih kurang 95%, selebihnya pedagang 0,5%, dan pekerjaan lainnya. Desa Cahayanegeri terletak jauh 140 km dari laut, dan daerahnya berupa dataran.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

44%

32%

22%

1,1%

0,9%

2.2.3 DP 3: Desa Jukubatu

Desa Jukubatu berada di Kecamatan Banjit, Kabupaten Lampung Utara. Penduduk Desa Jukubatu adalah penutur bahasa Semende. Sebelah timur, barat, utara dan selatan desa yang berbatasan dengan Desa Jukubatu penduduknya adalah penutur bahasa Semende. Letak desa ini berada 120 km dari pantai, termasuk di daerah pedalaman yang daerahnya berupa pegunungan dan perbukitan.

Desa Jukubatu diperkirakan berusia antara 200—500 tahun. Penduduknya berjumlah 4642 jiwa, 49,2% pria dan 50,8% wanita. Semua penduduk Desa Jukubatu menganut agama Islam.

Mayoritas etnik di Desa Jukubatu, yaitu etnik Semende, lebih kurang 99%, sisanya 1% ialah etnik Jawa. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian petani, sebanyak lebih kurang 99% dan pegawai sebanyak 1%.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

40%

30%

25%

5%

-

2.2.4 DP 4: Desa Gunungcahya

Desa Gunungcahya berada di Kecamatan Pakuanratu, Kabupaten Lampung Utara,. Penduduk Desa Gunungcahya adalah penutur bahasa Lampung Waykanan atau bahasa Lampung Pakuan. Di sebelah timur Desa Gunungcahya penduduknya adalah penutur bahasa Lampung Waykanan, sebelah barat desa ini penduduknya adalah penutur bahasa Lampung Pakuanratu, sedangkan sebelah utara dan selatan desa ini penduduknya adalah penutur bahasa Jawa.

Desa Gunungcahya diperkirakan berusia lebih dari 500 tahun. Penduduk Desa Gunung Cahya berjumlah 512 jiwa, 53% pria dan 47% wanita. Semua penduduk Desa Gunungcahya menganut agama Islam.

Mayoritas etnik di Desa Gunungcahya ialah etnik Lampung, lebih kurang 65% dari jumlah penduduk. Sisanya 35% ialah etnik Jawa. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian petani, sebanyak lebih kurang 70%. Sisanya nelayan 3%, pedagang 8%, buruh 15% dan 4% pekerjaan lainnya. Desa Gunungcahya terletak di pedalaman dan daerahnya berupa dataran.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

50%

30%

4%

1%

15%

2.2.5 DP 5: Desa Banjaragung

Desa Banjaragung berada di Kecamatan Menggala, Kabupaten Lampung Utara. Penduduk Desa Banjaragung adalah penutur bahasa Lampung Tulangbawang atau bahasa Lampung Menggala. Sebelah timur, barat, utara, dan selatan desa yang berbatasan dengan Desa Banjaragung penduduknya adalah penutur bahasa Jawa.

Desa Banjaragung diperkirakan berusia di atas 50 tahun. Penduduk Desa Banjaragung berjumlah 2844 jiwa, 50,3% pria dan 49,7% wanita. Sebanyak 76,8% penduduk Desa Banjaragung menganut agama Islam 0,5% Protestan, 0,7% Katolik, 21,7% Hindu, dan 0,3% Budha.

Mayoritas etnik di Desa Banjaragung adalah etnis Jawa dan Bali, lebih kurang 80% dari jumlah penduduk, sisanya 20% etnik Lampung. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian petani, (lebih kurang 60%), sisanya pedagang 5%, buruh 30% dan 5% mata pencaharian lainnya. Desa Banjaragung terletak di daerah pedalaman dan daerahnya berupa dataran.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

32%

15%

5,9%

0,1%

41%

2.2.6. DP 6: Desa Sungaibadak

Desa Sungaibadak berada di Kecamatan Mesuji, Kabupaten Lampung Utara. Penduduk Desa Sungaibadak adalah penutur bahasa Pegagan. Sebelah timur Desa Sungai Badak penduduknya penutur bahasa Sugihwaras, di sebelah barat penduduknya adalah penutur bahasa Kayuagung, dan sebelah selatan Desa Sungai Badak penduduknya adalah penutur bahasa Jawa. Letak desa ini di daerah pedalaman yang daerahnya berupa dataran.

Desa Sungaibadak diperkirakan berusia antara 200—500 tahun. Penduduk Desa Sungai badak berjumlah 2833 jiwa, 52% pria dan 48% wanita. Semua penduduk Desa Sungai badak menganut agama Islam.

Mayoritas etnik di Desa Sungaibadak, yaitu etnik Lampung, lebih kurang 70%. Sisanya 30% ialah etnis Jawa dan etnis Pegagan. Sebanyak 40% penduduk desa ini bermata pencaharian petani, nelayan 40%, berdagang 15%, buruh 4%, dan pegawai sebanyak 1%.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

60%

20%

10%

2%

8%

2.2.7 DP 7: Desa Pagaralam

Desa Pagaralam berada di Kecamatan Pulaupanggung, Kabupaten Lampung Selatan. Penduduk Desa Pagaralam adalah penutur bahasa Semendo. Sebelah timur Desa Pagaralam penduduknya penutur bahasa Jawa dan sebelah utara Desa Pagaralam penduduknya penutur bahasa Semendo. Letak desa ini 60 km dari pantai di daerah pedalaman yang daerahnya berupa pegunungan.

Desa Pagaralam diperkirakan antara berusia 50—100 tahun. Penduduk Desa Pagaralam berjumlah 1870 jiwa, 52% pria dan 48% wanita. Semua penduduk Desa Pagaralam menganut agama Islam.

Mayoritas etnik di Desa Pagaralam, yaitu etnik Semendo, lebih kurang 95%. Sisanya sebanyak 5% adalah etnik lainnya. Sebanyak 89,9% penduduk desa ini bermata pencaharian petani, berdagang 0,59%, buruh 7,92%, pegawai sebanyak 0,94%, dan lain-lain 0,59%.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Sarjana Asal Desa

80%

13%

6%

1%

14 orang

2.2.8 DP 8: Desa Sukamernah

Desa Sukamernah berada di Kecamatan Talangpadang, Kabupaten Lampung Selatan. Penduduk Desa Sukamernah penutur bahasa Lampung. Di sebelah timur, barat, dan utara desa ini penduduknya adalah penutur bahasa Sunda dan sebelah selatan desa penduduknya adalah penutur bahasa Lampung.

Desa Sukamernah diperkirakan berusia lebih dari 50 tahun. Penduduk Desa Sukamernah berjumlah 1929 jiwa, 51,583% pria dan 48,91% wanita. Semua penduduk Desa Sukamernah adalah penganut agama Islam.

Mayoritas etnik di Desa Sukamernah, yaitu etnik Lampung, lebih kurang 60% dari jumlah penduduk. Sisanya 40% etnik lainnya seperti, Jawa, Ogan, dan Sunda. Penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani sekitar 99%, dan pegawai sebanyak 1%. Desa Sukamernah terletak 30 km dari pantai dan daerahnya berupa dataran.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

84%

3%

2%

1%

10%

2.2.9 DP 9: Desa Sukaratu

Desa Sukaratu berada di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Lampung Selatan. Penduduk Desa Sukaratu adalah penutur bahasa Lampung Pesisir. Sebelah timur desa ini penduduknya penutur bahasa Komering, sebelah barat dan selatan penduduknya penutur bahasa Lampung dan sebelah utara desa ini penduduknya penutur bahasa Jawa.

Desa Sukaratu diperkirakan berusia lebih dari 50 tahun. Penduduk Desa Sukaratu berjumlah 1530 jiwa, 45% pria dan 55% wanita. Semua penduduk Desa Sukaratu adalah penganut agama Islam.

Mayoritas etnik di Desa Sukaratu ialah etnik Lampung, lebih kurang 90% dari jumlah penduduk. Sisanya 10% etnik lainnya seperti, Jawa dan Komering. Penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani sekitar 36,9%, berdagang sekitar 6,9%, buruh sekitar 52%, dan pegawai sekitar 0,90%. Desa Sukaratu terletak 40 km dari pantai daerahnya berupa dataran.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

67%

19%

9,8%

-%

-%

2.2.10 DP 10: Desa Negeriratu

Desa Negeriratu berada di Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Lampung Selatan. Penduduk Desa Negeriratu penutur bahasa Lampung. Sebelah timur dan utara desa ini penduduknya adalah penutur bahasa Lampung dan Jawa. Sebelah selatan desa penduduknya adalah penutur bahasa Lampung.

Desa Negeriratu diperkirakan berusia lebih dari 50 tahun. Penduduk Desa Negeriratu berjumlah 2875 jiwa, 56% pria, 44% wanita. Penduduk berusia di bawah 20 tahun sekitar 42%, antara 20 dan 40 tahun sekitar 33% dan di atas 40 tahun sekitar 15%. Penduduk Desa Negeriratu 99,9% menganut agama Islam dan 0,1% menganut agama Protestan.

Mayoritas etnik di Desa Negeriratu, yaitu etnik Lampung, lebih kurang 65% dari jumlah penduduk. Sisanya 35% etnik lainnya seperti, Jawa dan sunda. Penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani sekitar 85%, nelayan sekitar 2%, berdagang sekitar 2%, buruh sekitar 9%, dan pegawai 2%. Desa Negeriratu terletak 1 km dari pantai, daerahnya berupa dataran.


2.2.11 DP 11: Desa Sridadi

Desa Sridadi berada di Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Lampung Selatan. Penduduk Desa Sridadi adalah penutur bahasa Jawa. Sebelah timur Desa Sridadi penduduknya adalah penutur bahasa Banten, sebelah barat penutur bahasa Lampung Pesisir, sebelah utara penutur bahasa Lampung Pesisir, dan sebelah selatan Desa Sridadi penduduknya adalah penutur bahasa Jawa. Desa ini terletak 3 km dari pantai dan daerahnya berbukit—bukit.

Desa Sridadi diperkirakan berusia 50 tahun. Penduduk Desa Sridadi berjumlah 2235 jiwa, 51% pria dan 49% wanita. Sebanyak 99,4% penduduk Desa Sridadi menganut agama Islam, 0,3% Protestan, 0,2% Katolik, dan 0,1% agama Budha.

Mayoritas etnik di Desa Sridadi ialah etnik Jawa, lebih kurang 99,9%. Sisanya 0,1% ialah etnik Cina, Batak, dan Lampung. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian bertani sebanyak lebih kurang 78%. Sisanya pedagang 9%, pegawai sebanyak 11%, dan lain-lain 2%.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

64%

20%

14%

1%

1%

2.2.12 DP 12: Desa Hajimena

Desa Hajimena berada di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Penduduk Desa Hajimena adalah penutur bahasa Lampung. Sebelah timur, barat, utara, dan selatan desa ini penduduknya juga penutur bahasa Lampung.

Desa Hajimena diperkirakan berusia lebih dari 200 tahun. Penduduk Desa Hajimena berjumlah 5459 jiwa, 42% pria dan 58% wanita. Penduduk berusia di bawah 20 tahun sekitar 15%, antara 20 dan 40 tahun sekitar 65%, dan di atas 40 tahun sekitar 20%. Sbanyak 90% penduduk Desa Hajimena menganut agama Islam dan 5% menganut agama Protestan.

Mayoritas etnik di Desa Hajimena ialah etnik Lampung, lebih kurang 40% dari jumlah penduduk. Sisanya 60% etnik lainnya seperti, Jawa, Ogan, dan Sunda. Sekitar 20% penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, 5% sebagai pedagang, 10% sebagai buruh, dan 1% sebagai pegawai. Desa Hajimena terletak 15 km dari pantai dan daerahnya berupa dataran.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

100%

90%

70%

15%

-%

2.2.13 DP 13: Desa Palaspasemah

Desa Palaspasemah berada di Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan. Penduduk Desa Palaspasemah adalah penutur bahasa Basemah. Sebelah timur dan barat Desa Palaspasemah penduduknya adalah penutur bahasa Sunda, sebelah utara penutur bahasa Jawa, dan sebelah selatan Desa Palaspasemah penduduknya penutur bahasa Aji. Desa ini terletak 20 km dari pantai berada di pedalaman dan daerahnya berupa dataran.

Desa Palaspasemah diperkirakan berusia antara 50—100 tahun. Penduduk Desa Palaspasemah berjumlah 3090 jiwa, 48,7% pria dan 41,3% wanita. Semua penduduk Desa Palaspasemah menganut agama Islam.

Mayoritas etnik di Desa Palaspasemah ialah etnik Pasemah, lebih kurang 80%. Sisanya 20% ialah etnik Sunda dan Jawa. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian petani, sebanyak lebih kurang 85%. Selain itu, ada juga sebagai nelayan 1%, pedagang 5%, buruh 5%, pegawai sebanyak 3%, dan lain-lain 1%.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

45%

35%

15%

3%

2%

2.2.14 DP 14: Desa Kunyir

Desa Kunyir berada di Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. Penduduk Desa Kunyir adalah penutur bahasa Lampung. Sebelah barat dan utara desa ini penduduknya adalah penutur bahasa Banten dan sebelah timur desa ini penduduknya adalah penutur bahasa Lampung.

Desa Kunyir diperkirakan berusia lebih dari 200 tahun. Penduduk Desa Kunyir berjumlah 1681 jiwa, 45% pria dan 55% wanita. Penduduk berusia di bawah 20 tahun sekitar 15%, antara 20 dan 40 tahun sekitar 60%, dan di atas 40 tahun sekitar 35%. Penduduk Desa Kunyir adalah penganut agama Islam.

Mayoritas etnik di Desa Kunyir, yaitu etnik Lampung berjumlah 99% dari keseluruhan jumlah penduduk, sisanya 1% ialah etnik Banten. Penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, yaitu sekitar 88%, sekitar 5% sebagai nelayan, sekitar 5% sebagai buruh, sekitar 1% sebagai pegawai dan 1% lain-lain. Desa Kunyir terletak 0,5 km dari pantai dan daerahnya berupa dataran.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

58%

25%

15%

2%

-%

2.2.15 DP 15: Desa Rawi

Desa Rawi berada di Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan. Penduduk Desa Rawi penutur bahasa Banten. Sebelah timur Desa Rawi penduduknya adalah penutur bahasa Lampung, sebelah barat penutur bahasa Banten, sebelah utara penutur bahasa Palembang, dan sebelah selatan Desa Rawi penduduknya penutur bahasa Banten. Desa ini terletak 20 km dari pantai dan daerahnya berupa dataran.

Desa Rawi diperkirakan berusia antara 50—100 tahun lalu. Penduduk Desa Rawi berjumlah 3000 jiwa, 59% pria dan 41% wanita. Semua penduduk Desa Rawi adalah penganut agama Islam.

Mayoritas etnik di Desa Rawi, yaitu etnik Banten, lebih kurang 95%. Sisanya 5% ialah etnik Jawa. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, sebanyak lebih kurang 90%. Selain itu ada juga sebagai pedagang 4%, buruh 4,5%, pegawai 0,5%, dan lain-lain 1%.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

4%

30%

24%

2%

-

2.2.16 DP 16: Desa Pasarliwa

Desa Pasarliwa berada di Kecamatan Balikbukit, Kabupaten Lampung Barat. Penduduk Desa Pasarliwa adalah penutur bahasa Lampung. Sebelah timur, barat, dan selatan desa ini penduduknya adalah penutur bahasa Lampung dan sebelah utara desa penduduknya adalah penutur bahasa Lampung dan Ogan.

Desa Pasarliwa diperkirakan berusia lebih dari 200 tahun. Penduduk Desa Pasarliwa berjumlah 3623 jiwa, 57% pria dan 43% wanita. Penduduk berusia di bawah 20 tahun berjumlah lebih kurang 45%, antara 20 dan 40 tahun 20%, dan di atas 40 tahun 35%. Penduduk Sebanyak lebih kurang 98% penduduk Desa Pasarliwa menganut agama Islam dan 2% menganut agama Protestan.

Mayoritas etnik di desa Pasarliwa ialah etnik Lampung lebih kurang 75% dari jumlah penduduk, sisanya 25% ialah etnik Ogan. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, sebanyak lebih kurang 80%, sisanya sebagai pedagang 10% dan pegawai 10%. Desa Pasarliwa terletak 32 km dari pantai dan daerahnya berupa pegunungan.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

16,28%

10,21%

8,22%

0,82%

-%

2.2.17 DP 17: Desa Kotabesi

Desa Kotabesi berada di Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat. Penduduk Desa Kotabesi adalah penutur bahasa Lampung. Sebelah timur, barat, dan utara, dan selatan desa ini penduduknya juga penutur bahasa Lampung. Desa Kotabesi terletak 44 km dari pantai dan daerahnya berupa pegunungan.

Desa Kotabesi diperkirakan berusia lebih dari 200 tahun. Penduduk Desa Kotabesi berjumlah 2607 jiwa, 52% pria dan 48% wanita. Penduduk yang berusia di bawah 20 tahun sekitar 34%, usia antara 20 dan 40 tahun sekitar 36 %, dan di atas 40 tahun sekitar 30%. Sebanyak 99% penduduk Desa Kotabesi 99% menganut agama Islam dan 1% beragama lain.

Mayoritas etnik di Desa Kotabesi ialah etnik Lampung berjumlah lebih kurang 75% dari jumlah penduduk, sisanya 0,8% etnik Batak. Sebanyak 94% penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, 1,5% sebagai pedagang, 2,5% sebagai buruh dan 2% sebagai pegawai.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

35%

30%

22%

1,5%

--

2.2.18 DP 18: Desa Waypetay

Desa Waypetay berada di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat. Penduduk Desa Waypetay adalah penutur bahasa Semende. Penduduk sebelah timur dan barat desa ini adalah penutur bahasa Sunda dan Jawa, sebelah utara desa penutur bahasa Jawa, Sunda, Semende, dan lain-lain, dan sebelah selatan Desa Waypetay penduduknya adalah penutur bahasa Semende. Desa Waypetay berada di daerah pedalaman yang daerahnya berupa pegunungan dan perbukitan.

Desa Waypetay diperkirakan berusia antara 50—100 tahun. Penduduk Desa Waypetay berjumlah 4240 jiwa, 49% pria dan 51% wanita. Semua penduduk Desa Waypetay adalah penganut agama Islam.

Mayoritas etnik di Desa Waypetay ialah etnik Semende (lebih kurang 70%), sisanya 30% ialah etnik Minang. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian petani, sebanyak lebih kurang 90% dan sisanya sebanyak 10% bermata pencaharian sebagai pedagang, buruh dan pegawai.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

Sarjana Asal Desa

45%

25%

20%

10%

-

15 0rang

2.2.19 DP 19: Desa Wayjambu

Desa Wayjambu berada di Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Lampung Barat. Penduduk Desa Wayjambu adalah penutur bahasa Lampung. Sebelah timur, barat, dan utara, dan selatan Desa Wayjambu penduduknya juga penutur bahasa Lampung.

Usia Desa Wayjambu diperkirakan lebih dari 50 tahun. Jumlah penduduk Desa Wayjambu 950 jiwa, 43% pria dan 57% wanita. Pendududk yang berusia di bawah 20 tahun sekitar 36% dari jumlah pendudul, usia antara 20 dan 40 tahun sekitar 42,1 %, dan usia di atas 40 tahun sekitar 21%. Penduduk Desa Wayjambu 95% menganut agama Islam, 1% penganut Katolik, 1% penganut Protestan, dan 2% penganut Hindu.

Mayoritas etnik di Desa Wayjambu ialah etnis Lampung berjumlah lebih kurang 85% dari jumlah penduduk dan 15% etnik lainnya. Sebanyak 80% penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, 10% sebagai nelayan, 5% sebagai pedagang, 3% sebagai pegawai, dan sisanya 2% bermata pencaharian lainnya. Desa Wayjambu terletak 2 km dari pantai, daerahnya berupa dataran.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

62%

20%

15%

1%

2%

2.2.20 DP 20: Desa Banjaragung

Desa Banjaragung berada di Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Lampung Barat. Penduduk Desa Banjaragung adalah penutur bahasa Lampung Pesisir. Sebelah timur, barat, utara dan selatan penduduknya juga penutur bahasa Lampung.

Desa Banjaragung diperkirakan berusia lebih dari 50 tahun. Penduduk Desa Banjaragung berjumlah 445 jiwa, 50,35% pria dan 46,65% wanita. Penduduk yang berusia di bawah 20 tahun berjumlah lebih kurang 40,09%, usia antara 20 dan 40 tahun berjumlah 23,46%, dan usia di atas 40 tahun berjumlah 27,85%. Sebanyak 99% penduduk Desa Banjaragung menganut agama Islam dan 1% menganut agama lainnya.

Mayoritas etnik di Desa Banjaragung ialah etnik Lampung sekitar 99% dari jumlah penduduk, sisanya 1% etnik lainnya. Sebanyak 87% penduduk desa ini yang bermata pencaharian sebagai petani, sebagai pegawai 10%, dan 3% pekerjaan lainnya. Desa Banjaragung terletak 3 km dari pantai dan daerahnya berupa dataran dan berbukit.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

13,15%

40,04%

31,29%

0,06%

13,11%

2.2.21 DP 21: Baturaja

Desa Baturaja berada di Kecamatan Pesisir utara, Kabupaten Lampung Barat. Penduduk Desa Baturaja adalah penutur bahasa Lampung. Sebelah timur, barat, utara dan selatan penduduknya penutur bahasa Lampung.

Desa Baturaja diperkirakan berusia lebih dari 200 tahun. Penduduk Desa Baturaja berjumlah 330 jiwa, 56,7% pria dan 43,3% wanita. Penduduk yang berusia di bawah 20 tahun berjumlah 20%, usia antara 20 dan 40 tahun berjumlah 30%, dan usia di atas 40 tahun berjumlah 50% dari jumlah penduduk. Sebanyak 99% penduduk Desa Baturaja menganut agama Islam dan 1% menganut agama lainnya.

Mayoritas etnik di Desa Baturaja ialah etnik Lampung, berjumlah 98% dari jumlah penduduk, sisanya 2% etnik lainnya. Sebanyak 86% penduduk desa ini yang bermata pencaharian sebagai petani, sebagai pegawai 4%, dan 10% pekerjaan lainnya. Desa Baturaja terletak 10 km pantai dan daerahnya berupa dataran dan berbukit.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

25%

12,2%

12,2%

0,6%

50%

2.2.22 DP 22: Desa Pasar Pulaupisang

Desa Pasar Pulaupisang berada di Kabupaten Lampung Barat, Kecamatan Pesisir Utara. Penduduk Desa Pasar Pulaupisang adalah penutur bahasa Lampung. Sebelah timur, barat, utara dan selatan desa yang berbatasan dengan Desa Pasar Pulaupisang ini penduduknya juga penutur bahasa Lampung.

Desa Pasar Pulaupisang diperkirakan berusia lebih dari 200 tahun. Penduduk desa Pasar Pulaupisang berjumlah 1500 jiwa, 48,3% pria dan 51,7% wanita. Penduduk yang berusia di bawah 20 tahun berjumlah 20%, antara 20—40 tahun berjumlah 60%, dan di atas 40 tahun berjumlah 20%. Semua penduduk Desa Pasar Pulaupisang menganut agama Islam.

Mayoritas etnik di Desa Pasar Pulaupisang ialah etnik Lampung, berjumlah 99% dari jumlah penduduk, sisanya 1% etnik lainnya. Penduduk desa ini yang bermata pencaharian sebagai nelayan sebanyak lebih kurang 80%, sebagai pegawai lebih kurang 5%, petani 7%, pedagang 3%, dan buruh 10%. Desa Pasar Pulaupisang terletak 1 km dari pantai dan daerahnya berupa dataran.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

48,8%

12,2%

9,8%

4,9%

19,5%

2.2.23 DP 23: Desa Bojong

Desa Bojong berada di Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Tengah. Penduduk Desa Bojong penutur bahasa Lampung, marga sekampung udik. Sebelah timur dan selatan Desa Bojong penduduknya adalah penutur bahasa Jawa, sebelah utara adalah penutur bahasa Lampung, dan sebelah barat adalah penutur bahasa Lampung.

Desa Bojong berusia diperkirakan lebih dari 500 tahun. Penduduk Desa Bojong berjumlah 2731 jiwa, 52% pria dan 48% wanita. Penduduk yang berusia di bawah 20 tahun berjumlah 55%, antara 20 dan 40 tahun berjumlah 30%, dan di atas 40 tahun berjumlah 15%. Penduduk Desa Bojong 99% menganut agama Islam, 0,2% Protestan dan 0,8% Hindu.

Mayoritas etnik di Desa Bojong ialah etnik Jawa berjumlah 60% dari jumlah penduduk dan 40% sisanya etnik Lampung. Penduduk desa ini yang bermata pencaharian petani sebanyak lebih kurang 75%, sebagai nelayan lebih kurang 2%, pedagang 5%, pegawai 2%, dan buruh 15%. Desa Bojong terletak 50 Km pantai daerahnya berupa dataran.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

30%

17%

15%

10%

28%

2.2.24 DP 24: Desa Gedongwani

Desa Gedongwani berada di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Tengah. Penduduk Desa Gedongwani penutur bahasa Lampung Abung. Sebelah timur, barat, dan utara, dan selatan desa Gedongwani penduduknya adalah penutur bahasa Jawa.

Desa Gedongwani diperkirakan berusia lebih dari 500 tahun. Penduduk desa Gedongwani berjumlah 5270 jiwa, 52% pria dan 48% wanita. Penduduk yang berusia di bawah 20 tahun sekitar 38,3%, usia antara 20 dan 40 tahun sekitar 40,8 %, dan di atas 40 tahun sekitar 20,9%. Penduduk Desa Gedongwani 99,6% menganut agama Islam, 0,1% beragama Protestan, dan 0,3% beragama Hindu.

Mayoritas etnik di Desa Gedongwani ialah etnik Jawa berjumlah lebih kurang 81% dari jumlah penduduk dan hanya 19% etnik Lampung. Penduduk desa yang bermata pencaharian sebagai petani sekitar 95%, penduduk yang berprofesi sebagai pedagang 0,5%, 4% sebagai buruh dan 0,5% sebagai pegawai. Desa Gedongwani terletak 90 km dari pantai dan daerahnya berupa dataran.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

42%

21,1%

17%

2,2%

17,6

2.2.25 DP 25: Desa Gunung Batinilir

Desa Gunung Batinilir berada di Kecamatan Terbanggibesar, Kabupaten Lampung Tengah. Penduduk Desa Gunung Batinilir penutur bahasa Lampung Abung. Sebelah timur, barat, dan selatan Desa Gunung Batinilir penduduknya adalah penutur bahasa Lampung Abung, dan sebelah utara penutur bahasa Indonesia.

Desa Gunung Batinilir diperkirakan berusia lebih dari 500 tahun. Penduduk Desa Gunung Batinilir berjumlah 1254 jiwa, 49% pria dan 51% wanita. Penduduk yang berusia di bawah 20 tahun berjumlah 31%, antara 20—40 tahun berjumlah 69%, dan di atas 40 tahun berjumlah 21%. Penduduk Desa Gunung Batinilir 99% menganut agama Islam, dan 1% menganut agama Katolik.

Mayoritas etnik di Desa Gunung Batinilir, yaitu etnik Lampung berjumlah 85% dari jumlah penduduk, sisanya 15% etnik Jawa. Penduduk desa ini yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak lebih kurang 45%, nelayan lebih kurang 2%, pedagang 20%, pegawai 10%, buruh 15%, dan 8% pekerjaan lainnya. Letak Desa Gunung Batinilir 200 km dari pantai dan daerahnya berupa dataran.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

25%

27%

20%

10%

8%

2.2.26 DP 26: Desa Wana

Desa Wana berada di Kecamatan Labuhanmaringgai, Kabupaten Lampung Tengah. Penduduknya penutur bahasa Lampung Melinting. Penduduk sebelah timur, barat, utara, dan selatan Desa Wana adalah penutur bahasa Jawa.

Desa Wana diperkirakan berusia lebih dari 500 tahun. Penduduk Desa Wana berjumlah 7667 jiwa, 35% pria dan 65% wanita. Penduduk Desa Wana 95% menganut agama Islam, 5% menganut agama Protestan, dan 0,3% menganut agama Katolik. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, sebanyak lebih kurang 90%. Selain itu ada juga sebagai pegawai negeri 3%, pedagang 2%, dan buruh 5%.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

95%

2,5%

3,5%

0%

0,1%

2.2.27 DP 27: Desa Jepara

Desa Jepara berada di Kecamatan Wayjepara, Kabupaten Lampung Tengah. Penduduk Desa Jepara penutur bahasa Lampung Abung. Sebelah timur, barat, utara dan selatan Desa Jepara penduduknya penutur bahasa Jawa. Desa Jepara terletak 17 km pantai.

Desa Jepara diperkirakan berusia lebih dari 500 tahun. Penduduk Desa Jepara berjumlah 4409 jiwa, 40% pria dan 60% wanita. Penduduk yang berusia di bawah 20 tahun berjumlah 75%, usia antara 20 dan 40 tahun berjumlah 55%, dan usia di atas 40 tahun berjumlah 30%. Penduduk Desa Jepara 99% menganut agama Islam, dan 1% menganut agama Protestan. Penduduk desa ini yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak lebih kurang 89,5%, berdagang 5%, pegawai 0,5%, buruh 5%, dan 8% pekerjaan lainnya.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

86%

10%

5%

14%

0%

2.2.28 DP 28: Desa Buminabung Timur

Desa Buminabung Timur berada di Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah. Penduduk Desa Buminabung Timur adalah penutur bahasa Jawa. Sebelah timur Desa Buminabung penduduknya penutur bahasa Jawa, sebelah barat penutur bahasa Lampung dan Jawa, sebelah selatan penutur bahasa Jawa. Desa ini berada di daerah pedalaman yang daerahnya berupa dataran.

Desa Buminabung Timur diperkirakan baru berusia 50 tahun. Penduduk Desa Buminabung Timur berjumlah 3859 jiwa dengan rincian 52,5% pria dan 47,5% wanita. Penduduk Desa Buminabung Timur 94% menganut agama Islam, sisanya sebanyak 5% beragama Hindu dan sebanyak 1% beragama katolik.

Mayoritas etnik di Desa Buminabung Timuri adalah etnik Jawa, lebih kurang 80%. Sisanya 20% ialah etnik Sunda, Lampung, dan lain-lain. Sebanyak 90% penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, 8% buruh, 1% pedagang, dan 1% pegawai.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

Sarjana Asal Desa

75%

10%

7%

1%

5%

0%

2.2.29 DP 29: Desa Bumiratu

Desa Bumiratu berada di Kabupaten Lampung Tengah, Kecamatan Gunungsugih. Penduduk Desa Bumiratu penutur bahasa Lampung Abungseputih. Sebelah timur, barat, utara, dan selatan Desa Bumiratu penduduknya penutur bahasa Jawa.

Desa Bumiratu diperkirakan berusia lebih dari 500 tahun. Penduduk Desa Bumiratu berjumlah 3496 jiwa, 50,2% pria dan 49,8% wanita. Penduduk yang berusia di bawah 20 tahun berjumlah 7,8%, antara 20 dan 40 tahun berjumlah 27,8%, dan di atas 40 tahun berjumlah 63,5%. Penduduk Desa Bumiratu 96,8% menganut agama Islam, 2,5% menganut agama Protestan, 0,2% menganut agama Katolik, dan 0,5% menganut agama Budha.

Mayoritas etnik di Desa Bumiratu ialah etnik Lampung, berjumlah 96% dari jumlah penduduk, sisanya 4% etnik Jawa. Penduduk desa ini yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak lebih kurang 65%, pedagang 2%, pegawai 3%, dan buruh 30%. Desa Bumiratu terletak 60 km dari pantai dan daerahnya berupa dataran.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

94%

3,6%

2,4%

0%

0%

2.2.30 DP 30: Desa Segalamider

Desa Segalamider berada di Kecamatan Padangratu, Kabupaten Lampung Tengah. Penduduk Desa Segalamider penutur bahasa Lampung Pubian. Sebelah timur desa ini penduduknya penutur bahasa Lampung Pubian, sebelah barat, utara, dan selatan desa Bumiratu penduduknya penutur bahasa Jawa.

Desa Segalamider diperkirakan berusia lebih dari 500 tahun. Jumlah penduduk Desa Segalamider 3496 jiwa, 50,2% pria dan 49,8% wanita. Penduduk yang berusia di bawah 20 tahun berjumlah 7,8%, antara 20 dan 40 tahun berjumlah 27,8%, dan di atas 40 tahun berjumlah 63,5%. Penduduk Desa Segalamider 96,8% menganut agama Islam, 2,5% menganut agama Protestan, 0,2% menganut agama Katolik, dan 0,5% menganut agama Budha.

Mayoritas etnik di Desa Segalamider ialah etnik Lampung, berjumlah 96% dari jumlah penduduk, sisanya 4% etnik Jawa. Penduduk desa ini yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak lebih kurang 65%, pedagang 2%, pegawai 3%, dan buruh 30%. Desa Segalamider terletak 60 km dari pantai dan daerahnya berupa dataran.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLP

SLA

PT

Tidak sekolah

94%

3,6%

2,4%

0%

0%

2.2.31 DP 31: Desa Sambikarto

Desa Sambikarto berada di Kecamatan Sekampung, Kabupaten Lampung Tengah. Penduduk Desa Sambikarto adalah penutur bahasa Jawa. Sebelah timur, barat, utara, dan selatan desa ini penduduknya adalah penutur bahasa Jawa. Kondisi geografis desa ini adalah dataran dan terletak 80 km dari pantai.

Desa Sambikarto diperkirakan berusia antara 50-100 tahun. Penduduk Desa Sambikarto berjumlah 3226 jiwa, 48,5% pria dan 51,5% wanita. Penduduk Desa Sambikarto 95% menganut agama Islam, 4% menganut agama Katolik dan 1% menganut agama Budha.

Mayoritas etnik di Desa Sambikarto ialah etnik Jawa, lebih kurang 92%. Sisanya 8% ialah etnik Sunda. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, sebanyak lebih kurang 85%. Selain itu sebagai pegawai 6%, dan pedagang 9%.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

Sarjana Asal Desa

50%

20%

10%

5%

15%

20 orang

2.2.32 DP 32: Desa Pulaupanggung

Desa Pulaupanggung berada di Kecamatan Abungtinggi, Kabupaten Lampung Utara. Penduduk Desa Pulaupanggung adalah penutur bahasa Komering. Sebelah timur Desa Pulaupanggung penduduknya adalah penutur bahasa Komering, sebelah barat dan utara penutur bahasa Semende, dan sebelah selatan Desa Pulaupanggung penduduknya penutur bahasa Ogan. Desa ini berada di daerah dataran.

Desa Pulaupanggung diperkirakan berusia antara 50—100 tahun. Penduduk Desa Pulaupanggung berjumlah 4230 jiwa, 41% pria dan 59% wanita. Penduduk Desa Pulaupanggung seluruhnya menganut agama Islam.

Mayoritas etnik di Desa Pulaupanggung yaitu etnik Komering, lebih kurang 60%. Sisanya sebanyak 40% adalah etnik lainnya seperti, Semende, Lampung, Ogan dan lain-lain. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, sebanyak lebih kurang 65% dari jumlah penduduk. Selain itu ada juga pedagang sebanyak 15%, buruh 5%, pegawai 10%, dan lain-lain 5%.

Tingkat pendidikan penduduk tidak diketahui karena tidak ditemukan data tentang itu.

2.2.33 DP 33: Desa Negeri Olokgading

Desa Negeri Olokgading berada di Kota Kecamatan Telukbetung Barat, Bandarlampung. Penduduk Desa Negeri Olokgading penutur bahasa Lampung dialek pesisir. Sebelah timur dan utara desa ini penduduknya adalah penutur bahasa Jawa, sebelah barat, dan selatan Desa Negeri Olokgading penduduknya adalah penutur bahasa Lampung dialek Pesisir.

Desa Negeri Olokgading diperkirakan berusia lebih dari 200 tahun. Penduduk desa Negeri Olokgading berjumlah 4399 jiwa, 50% pria dan 50% wanita. Penduduk yang berusia di bawah 20 tahun berjumlah 45%, usia antara 20—40 tahun berjumlah 25%, dan usia di atas 40 tahun berjumlah 30%. Penduduk Desa Negeri Olokgading seluruhnya menganut agama Islam.

Mayoritas etnik di Desa Negeri Olokgading ialah etnik Lampung, berjumlah 99% dari jumlah penduduk, sisanya 1% etnik Padang, Palembang, dan Jawa. Penduduk desa ini yang bermata pencaharian sebagai pedagang sebanyak 10% dari jumlah penduduk,, pegawai 10%, buruh 10%, dan sisanya 70% ada yang nelayan, tukang ojek dan lain lain. Desa Negeri Olokgading terletak di pinggir pantai, yakni lebih kurang 1 km dari pantai dan daerahnya berupa dataran.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut

SD

SLA

PT

Tidak sekolah

Sarjana asal desa

40%

20%

7,5%

10%

10 orang

2.2.34 DP 34: Desa Pampangan

Desa Pampangan berada di Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Lampung Selatan. Penduduk Desa Pampangan adalah penutur bahasa Lampung dialek Waylima. Sebelah timur dan barat desa ini penduduknya adalah penutur bahasa Jawa, sebelah barat penutur bahasa Sunda, dan sebelah selatan Desa Pampangan penutur bahasa Lampung dialek Pubian.

Desa Pampangan dibangun pada tahun 1833. Penduduk Desa Pampangan berdasarkan sensus 2005 berjumlah 2094 jiwa. Penduduk desa Pampangan 99% menganut agama Islam, sisanya beragama Hindu.

Mayoritas etnik di Desa Pampangan ialah etnik Lampung, berjumlah 75% dari jumlah penduduk, sisanya etnik Sunda dan Jawa. Penduduk desa ini yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 70% dari jumlah penduduk, pegawai 2%, berdagang 4% dan sisanya bermata pencaharian lainnya. Desa Pampangan terletak 13 km dari pantai, yakni lebih kurang 1 km dari pantai dan daerahnya berupa dataran.

Tingkat pendidikan penduduk desa Pampangan tidak ditemukan datanya. Hanya saja sarjana asal desa ini tercatat sebanyak duapuluh orang.

2.2.35 DP 35: Desa Kelaten

Desa Kelaten berada di Kabupaten Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan. Penduduk Desa Kelaten adalah penutur bahasa Jawa. Sebelah timur, utara, dan selatan Desa Kelaten penduduknya penutur bahasa Indonesia, dan sebelah barat penutur bahasa Lampung. Desa ini berada di daerah pedalaman dan keadaan geografisnya berupa dataran.

Desa Kelaten diperkirakan berusia antara 50—100 tahun. Penduduk Desa Kelaten berjumlah 2608 jiwa, 50% pria dan 50% wanita. Penduduk Desa Kelaten 90% menganut agama Islam, sisanya 10% menganut agama Protestan.

Mayoritas etnik di Desa Kelaten ialah etnik Jawa, lebih kurang 99% dan sisanya 1% ialah etnik lainnya seperti, Sunda, Lampung, dan Palembang. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, sebanyak lebih kurang 80%. Ada juga sebagai buruh sebanyak 10%, dan pegawai 10%.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

Sarjana Asal Desa

10%

30%

50%

5%

5%

10 orang

2.2.36 DP 36: Desa Tugusari

Desa Tugusari berada di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat. Penduduk Desa Tugusari adalah penutur bahasa Jawa. Sebelah timur, barat, utara, dan selatan desa ini penduduknya adalah penutur bahasa Sunda. Kondisi geografis desa ini adalah dataran dan berbukit-bukit.

Desa Tugusari diperkirakan berusia antara 50—100 tahun. Penduduk Desa Tugusari berjumlah 751 jiwa, 42% pria dan 58% wanita. Penduduk Desa Tugusari 99,89% adalah penganut agama Islam, dan 0,01% menganut agama Hindu.

Mayoritas etnik di Desa Tugusari ialah etnik Jawa, lebih kurang 43% dari jumlah penduduk. Sisanya 57% ialah lainnya seperti Sunda dan Lampung. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, sebanyak 48%. Ada juga yang menjadi pegawai sebanyak 2%, buruh 37%, dan pedagang 13%.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

Sarjana Asal Desa

42%

36,6%

18%

2,8%

0,8%

53 orang

2.2.37 DP 37: Desa Balisadhar Tengah

Desa Balisadhar Tengah berada di Kabupaten Waykanan, Kecamatan Banjit. Sebagian besar penduduk Desa Balisadhar Tengah yang berada di sebelah timur berbahasa Jawa, sebelah barat berbahasa Ogan, utara dan selatan berbahasa Bali. Desa ini berada di daerah pedalaman yang daerahnya berupa perbukitan.

Desa Balisadhar Tengah diperkirakan berusia 40 tahun. Penduduk Desa Balisadhar Tengah berjumlah 2198 jiwa, 48% pria dan 52% wanita. Penduduk Desa Balisadhar Tengah yang menganut agama Hindu sebesar 75%, beragama Islam sebasar 23%, sisanya beragama Kristen. Lebih kurang 77% dari penduduk Desa Balisadhar Tengah adalah etnis Bali, sisanya 23% etnis Jawa. Sebanyak 60% penduduk desa ini bermata pencaharian petani, 20% bermata pencaharian sebagai pedagang, 15%, bermata pencaharian sebagai buruh dan 5% sebagai pegawai.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

30%

15%

39%

3%

13%

2.2.38 DP 38: Desa Rejobasuki

Desa Rejobasuki berada di Kecamatan Seputihraman, Kabupaten Lampung Tengah. Bahasa yang digunakan penduduk Desa Rejobasuki adalah bahasa Jawa, begitu pula dengan desa yang berbatasan dengan desa ini,baik yang berada di sebelah timur, barat, utara maupun selatan adalah penutur bahasa Jawa.

Desa Rejobasuki diperkirakan berusia 50—100 tahun. Penduduk Desa Rejobasuki berjumlah 3491 jiwa, 60% pria dan 40% wanita. Penduduk Desa Rejobasuki 97% menganut agama Islam.

Mayoritas etnis di Desa Rejobasuki ialah etnis Jawa, lebih kurang 99%. Sisanya 1% ialah etnis Bali dan Lampung. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, sebanyak lebih kurang 75%. Mata pencaharian lainnya seperti pedagang 5%, buruh 10%, dan pegawai sebanyak 10%.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

40%

30%

25%

5%

-

2.2.39 DP 39: Desa Cimarias

Desa Cimarias berada di Kecamatan Bangunrejo, Kabupaten Lampung Tengah. Penduduk Desa Cimarias merupakan penutur bahasa Jawa. Sebagian besar penduduk Desa Cimarias yang berada di sebelah timur, barat, utara dan selatan berbahasa Jawa. Desa ini berada di daerah pedalaman yang daerahnya berupa dataran.

Desa Cimarias diperkirakan berusia 50 tahun. penduduk Desa Cimarias berjumlah 3045 jiwa, 45% pria dan 55% wanita. Penduduk Desa Cimarias seluruhnya menganut agama Islam.

Lebih kurang 55% dari penduduk Desa Cimarias beretnis Jawa, sisanya 45% beretnis Sunda (untuk daerah pengamatan ini, difokuskan pada bahasa Jawa). Sebanyak 99% penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani dan 1% penduduk bermata pencaharian sebagai pedagang dan pegawai.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

70%

8%

1,5%

0,5%

20%

2.2.40 DP 40: Desa Sidodadi

Desa Sidodadi berada di Kecamatan Waytenong Kabupaten Lampung Barat. Bahasa yang digunakan penduduk Desa Sidodadi adalah bahasa Jawa, baik yang berada di sebelah timur, barat, utara maupun selatan. Desa ini berada di dataran tinggi dengan bentuk geografis pegunungan dan perbukitan.

Desa Sidodadi masih tergolong muda, yakni berkisar 50 tahun. Penduduk Desa Sidodadi berjumlah 1547 jiwa, 50% pria dan 50% wanita. Sebanyak 99% penduduk Desa Sidodadi menganut agama Islam, 0,5% Katolik, dan 0,5% lainnya beragama Hindu. Lebih kurang 80% dari penduduk Desa Sidodadi beretnis Jawa, sisanya 20% ialah etnis Sunda. Sebanyak 70% penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, buruh 20%, berdagang 8 %, dan pegawai sebanyak 2%.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

60%

20%

15%

2%

3%

2.2.41 DP 41: Desa Sukapura

Desa Sukapura berada di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat. Penduduk Desa Sukapura berbahasa Sunda. Penduduk di sebelah timur, barat, utara, dan selatan Desa Sukapura juga penutur bahasa Sunda. Desa ini berada di pedalaman dan daerahnya berupa dataran.

Desa Sukapura diperkirakan berusia 50—100 tahun lalu. Penduduk Desa Sukapura berjumlah 3009 jiwa, 55% pria dan 45% wanita. Penduduk Desa Sukapura 98% menganut agama Islam dan 2% menganut Katolik.

Mayoritas etnis di Desa Sukapura ialah etnis Sunda, lebih kurang 90%. Sisanya 10% ialah etnis Lampung. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, sebanyak lebih kurang 90%, dan 10% lainnya sebagai pedagang.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

60%

37%

2,5%

0,5%

-

2.2.42 DP 42 Desa Cimarias

Desa Cimarias berada di Kecamatan Bangunrejo, Kabupaten Lampung Tengah. Sebagian besar penduduk Desa Cimarias yang berada di sebelah timur, barat, utara dan selatan berbahasa Jawa. Desa ini berada di daerah pedalaman yang daerahnya berupa dataran.

Desa Cimarias diperkirakan berusia 50 tahun. Penduduk Desa Cimarias berjumlah 3045 jiwa, 45% pria dan 55% wanita. Semua penduduk Desa Cimarias menganut agama Islam. Lebih kurang 55% dari penduduk Desa Cimarias beretnis Jawa, sisanya 45% beretnis Sunda (untuk daerah pengamatan ini, difokuskan pada bahasa Sunda). Sebanyak 99% penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani dan 1% lagi bermata pencaharian sebagai pedagang dan pegawai.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

70%

8%

1,5%

0,5%

20%

2.2.43 DP 43: Desa Rangai Tritunggal

Desa Rangai Tritunggal berada di Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan. Penduduk Desa Rangai Tritunggal penutur bahasa Ogan. Sebelah timur desa ini penduduknya juga penutur bahasa Ogan, sebelah barat penutur bahasa Bugis, sebelah utara penutur bahasa Indonesia dan sebelah selatan penutur bahasa Lampung. Letak desa ini 0,1 km dari pantai, termasuk di daerah pantai yang berdekatan dengan pegunungan dan perbukitan.

Desa Rangai Tritunggal diperkirakan berusia di bawah 50 tahun. Penduduk Desa Rangai Tritunggal berjumlah 6473 jiwa, 45% pria dan 55% wanita. Penduduk Desa Rangai Tritunggal 95% menganut agama Islam, 2% Protestan, 3% Katolik.

Mayoritas etnik di Desa Rangai Tritunggal ialah etnik Ogan, lebih kurang 40%. Sisanya 60% ialah multietnik. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, sebanyak lebih kurang 50%, lainnya sebagai nelayan 30%, pedagang 2%, buruh 10%, pegawai 1%, dan lain-lain sebanyak 7% .

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Tidak Sekolah

50%

20%

10%

2%

18%

2.2.44 DP 44: Desa Cabangempat

Desa Cabangempat berada di Kabupaten Lampung Utara, Kecamatan Abung Selatan. Penduduk Desa Cabangempat adalah penutur bahasa Ogan. Sebelah timur desa ini, penduduknya penutur bahasa Jawa, sebelah barat dan utara desa ini penduduknya penutur bahasa Ogan, dan sebelah selatan adalah penutur bahasa Jawa. Letak desa ini di daerah pedalaman yang secara morfologi berada di dataran.

Desa Cabangempat diperkirakan berusia 50—100 tahun lalu. Jumlah penduduk Desa Cabangempat 3521 jiwa, 50,4% pria dan 49,6% wanita. Semua penduduk Desa Cabangempat menganut agama Islam.

Mayoritas etnik di Desa Cabangempat ialah etnik Ogan, lebih kurang 60%. Sisanya 40% etnik Jawa. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, sebanyak lebih kurang 85%, lainnya sebagai pedagang 3%, buruh 10%, dan pegawai 2%.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Sarjana Asal Desa

1206

1092

340

30

16 Orang

2.2.45 DP 45: Desa Ramamurti

Desa Ramamurti berada di Kecamatan Seputihraman, Kabupaten Lampung Tengah. Penduduk Desa Ramamurti adalah penutur bahasa Bali. Sebelah timur desa ini adalah penutur bahasa Bali dan Jawa, sebelah barat penutur bahasa Jawa, sebelah utara penutur bahasa Bali dan sebelah selatan penutur bahasa Bali dan Jawa.

Desa Ramamurti diperkirakan berusia di bawah 50 tahun. Penduduk Desa Ramamurti berjumlah 2197 jiwa, 49% pria dan 51% wanita. Penduduk Desa Ramamurti 92% menganut agama Hindu, 7% Islam, 0,5% Katolik, dan 0,5% Protestan.

Mayoritas etnik di Desa Ramamurti ialah etnik Bali, lebih kurang 92%, lainnya etnik Jawa sebanyak 8%. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian buruh. Desa Ramamurti merupakan desa transmigrasi yang dihuni oleh mayoritas transmigran asal Bali dan mulai berdiri sejak 1957.

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Sarjana Asal Desa

5%

28%

50%

3%

61 Orang

2.2.46 DP 46: Desa Balisadhar Utara

Desa Balisadhar Utara berada di Kecamatan Banjit, Kabupaten Waykanan. Penduduk Desa Balisadhar Utara penutur bahasa Bali. Sebelah timur desa ini penduduknya penutur bahasa Jawa, sebelah barat penutur bahasa Ogan, sebelah utara penutur bahasa Jawa dan sebelah selatan penutur bahasa Bali. Desa Balisadhar Utara termasuk daerah yang berada di pedalaman.

Desa Balisadhar Utara diperkirakan berusia di bawah 50 tahun. Penduduk Desa Balisadhar Utara berjumlah 2023 jiwa, 1029 pria dan 994 wanita. Semua penduduk Desa Balisadhar Utara menganut agama Hindu.

Semua penduduk Desa Balisadhar Utara ialah etnik Bali. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian bertani, sebanyak lebih kurang 80%, lainnya pedagang sebanyak 5%, pegawai 10%, dan lain-lain 5% .

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Sarjana asal desa

10%

60%

20%

10%

20 orang

2.2.47 DP 47: Desa Kotakarang

Desa Kotakarang berada di Kecamatan Telukbetung Barat, Kota Bandarlampung. Penduduk Desa Kotakarang adalah penutur bahasa Bugiswajo. Sebelah timur desa ini penduduknya penutur bahasa Bugis Bone, sebelah barat penutur bahasa Jawa, sebelah utara penutur Melayu Palembang dan sebelah selatan penutur bahasa Banten. Desa ini terletak 0,5 km dari pantai, dan secara morfologi berada di daerah pantai.

Desa Kotakarang diperkirakan berusia 200—500 tahun lalu. Jumlah penduduk Desa Kotakarang 14391 jiwa, 50% pria dan 50% wanita. Penduduk Desa Kotakarang 95% menganut agama Islam, 1,5% Protestan, 0,2% Katolik.

Mayoritas etnik di Desa Kotakarang ialah etnik Bugis, lebih kurang 40%. Sisanya 60% lainnya seperti, Lampung, Banten, Jawa dan Melayu. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai buruh sebanyak lebih kurang 75,8%, lainnya sebagai pedagang 9,5%, nelayan 9,2%, pegawai 4%, dan lain-lain 0,9% .

Tingkat pendidikan penduduk dapat diamati pada tabel berikut.

SD

SLP

SLA

PT

Sarjana Asal Desa

48,2%

15,1%

12,3%

0.8%

113 Orang